PERGI!

(Adi Dev Onk)
Laksana Bumi yang muak pada mendung  yang  tak menghadirkan hujan
Aku pun muak pada janji-janji kehidupan yang hanya bisa menaburkan harapan
Simpan saja janji manismu
Biarkan aku menari bersama kenyataan
Meskipun kenyataan itu  empedu kehidupan
Diam!
tutup saja mulutmu!
Jangan sampai aroma busuk nafasmu membuatku kalap dan menusuk tenggorokanmu
Aku t’lah terlalu bosan pada kekecewaan
Aku  t’lah terlalu mual  pada pembual
Jangan biarkan aku berdosa mengotori bumi dengan muntahku
Hanya karena jijik  pada ulahmu
Pergi!
Jangan pernah kembali!
Aku tak ingin membuang waktuku di dalam bui
Hanya gara-gara memutilasi atau mengebiri tubuhmu yang seksi
Pergi!
Jangan menoleh lagi!
Jangan sampai aku patahkan lehermu dan mencongkel kedua bola matamu
Pergi!
Lekas pergi!
Lekas angkat kaki!
Jangan sampai tulang lututmu kuremukan hingga kau tak mampu lagi berjalan
Pergiiiii!
Aku bilang pergi!”
Tidak..!!
Aku masih mencintaimu
|
Ketapang, 28 Oktober 2014 | 12:31

0 komentar:

NIATNYA KE TIMPONAN EH MALAH NYASAR KE SEGENTER

Nuriadi-Catatan Perjalanan-Senin, 27/10/2014
Temburun (Dok. Asyazili)

Mingggu 26 Oktober 2014 kami akan trekking ke Timponan Sesaot. Timponan Sesaot merupakan sebuah air terjun yang terdapat di dalam Hutan Wisata Sesaot Lombok Barat. (Gitu sih info yang ku dapat di sebuah Blog) Trekking kami kali ini menyalahi jadwal yang telah disepakati. Sebenarnya jadwal trekking kami adalah bulan depan namun karena banyaknya permintaan dari teman-teman buat dipercepat akhirnya disepakatilah bulan ini kami trekking. “Percepat ka jadwal sita baq aeq terjun nu, meletko milu ni!”, usul Repi. Senada denga Repi, Rozi dan teman-teman yang lain juga sering mengusulkan seperti itu.  Dengan demikian aku menginformasikan rencana percepatan itu ke teman-teman dan ternyata mereka sangat antusias. Melihat mereka yang sedemikian antusias, aku yakin mereka enggak akan keberatan mengeluarkan uang lebih. So, aku pasang tarif 20.000,- Tarif yang sama dengan tarif ketika kami trekking ke tempat yang lebih jauh. Rencananya separuh dari tarif tersebut akan aku alokasikan buat pembuatan bendera dan  screen sablon. Namun hingga H-3 tak satupun mulai membayar. Wah sepertinya tarif itu masih mahal buat mereka. Alright kenyataan memang enggak selalu sesuai dengan keinginan. Dari pada batal total, ya udah kuturunkan sharing cost-nya jadi 10.000 saja. Dengan konsekuensi pembutan bendera dan lain lain ditunda dulu. Ahkhirnya kami hanya cukupkan dengan membuat spanduk berbahan vinyl ukuran 1x2 meter. Yang biaya permeterya hanya 18.000,- Jadi total biayanya hanya 36.000,- Itupun ngutang dan dapet diskon 6000 pula dari Warid. Thanks ya Warid, sering-sering aja kayak gini atau kalau perlu gratis. Kan enak dikami enggak enak di kamu.. Ha.ha.
 Sebenarnya tujuan kami selanjutnya adalah Air Terjun Jeruk Manis yang ada di Lombok Timur. Mengingat jadwal dipercepat ya udah kita mutusin buat explore air terjun yang deket-deket aja dulu. Kenapa mesti seperti itu?? Jawabannya karena kami cuma trekker yang keungannya masih sangat bergantung pada “bea siswa dari orang tua” kami masing-masing. Nah kalau enggak direncanain jauh-jauh hari susah bisa ngumpulin duit buat biaya perjalanan. Sementara kalau tujuannya deket gini kan seenggak biaya tranportasi bisa lebih murah.
Hari yang dinanti pun tiba. Kami sepakat berangkat jam 9 pagi teng.
“Olong yaq ta lampaq jam 9 teng. Sembarang telat semenit pun enang! Inget pada jauq keperluan pribadi! Sebarkan. Tampiasih”
Begitu lah pesan singkat bernada ancaman halus yang ku sebarkan ke temen-temen.  Tapi tetap saja ngaret. Kekhawatiran Fathul malam sebelumnya terbukti. Dini hari sepulang nonton atraksi laser melalui pesan singkat Fathul menyarankanku buat menyuruh temen-temen kumpul jam 8 biar bisa berangkat jam 9. Karena kalau disuruh kumpul jam 9  pasti berangkatnya jam 10. Dan itu terbukti.
Begini ceritanya: Hari minggu itu aku bangun pagi-pagi dan langsung packing. Kemudian ke rumah ibu buat ambil bekal dan bumbu rujak yang udah dibikin oleh Ayu. Saat lewat di depan rumah Rasidi. Ibunya menegurku “Yaq sita lalo menjojaq?”
“Aoq inaq rari. Embe Rasidi?”
“Nu leq balen Fajri nu”
“Rasidi ente dong!”
“Mula ko bayaq dek baruq”
Singkat cerita Rasidi yang sebelumnya enggak sempat aku kabari mengenai hal ini ternyata mau ikut juga. Rasidi memang keren. Dia enggak banyak janji tapi langsung ngasih bukti dengan nyetor uang transportasi. Enggak kayak Hanan, Abahar dan teman-teman yang lain yang sering kali cuma bisa janji. Udah gitu Rasidi juga bersiasat untuk terus mempengaruhi Fajri biar dia ikut. Aku pun ngacungin jempol buat siasatnya itu.
Ketika melintas di rumah pak Kiyai tiba-tiba beliau menegurku dari kejauhan dengan sedikit berterteriak “Adi yaq ta lampaq ni?!”
“Aoq panasin waq juluq kijangte”, jawabku.
Beberapa menit sebelum jam 9 aku langsung menuju rumah pak Kiyai. Eh ternyata belum ada satu pun orang disana. Pak kiyai juga belum siap-siap. “Tuaq Mat sugulang waq kijangte anteh e jelap taek kanak-kanak nu!” , saranku ke pak Kiyai.
Tak lama setelah itu Akir muncul. Teman-teman yang lain pun satu per satu muncul. Fajri yang sebelumnya beralasan enggak bisa ikut karena harus kerja eh muncul juga. Tapi ternyata dia cuma mengabarkan dia tetep enggak bisa ikut, Hanya saja alasannya sekarang ini karena kurang sehat.
“Milu waq te. Ningta seneng kek uwaq ta sakit”, kataku terus mempengaruhinya.  Setelah berulang kali dan tanpa menyerah mempengaruhi akhirnya dia ikut juga. “Rasidi kita berhasil”, kataku dalam hati.
Efek bagadang semalam konsentrasiku buyar pagi ini. Perlengkapan solat seperti sarung dan sajadah lupa aku packing. Sambil nunggu beberapa temen yang masih ngaret. Ya udah aku balik lagi buat ngambil perlengkapan solat. Bolak-balik seperti itu membuatku keringetan. Aku ngerasa enggak nyaman. Toh mereka juga masih ngaret juga ya udah aku mandi lagi. Disana juga aku ingat kalau aku lupa bawa pisau. Selesai mandi aku langsung ke Asnayadi. “Tuaq araq ladik sida mendoe sarung? Singgaq aoq?”, pintaku
“Aoq apikang e laguh ah! Dendeq buang-buang!”, katanya mengajukan syarat.
“Aoq iniq ta bae buang-buang e”, jawabku menyakinkan.
Ok semua udah siap. Berangkat! Mobil bak terbuka yang kami gunakan perlahan bergerak meninggalkan Ketapang, kampung kelahiran kami. Eh beberapa ratus meter meninggalkan kampung, kami baru ingat ternyata Warid belum nongol dari tadi. Beberapa teman ngasih info kalau HP-nya enggak aktif. “Cobaq telpun e karing sekali”, Intruksiku. Dan sama seperti sebelumnya. HP-nya masih enggak aktif. “Astaga sang po tindoq e”, dugaku.
“Ite montor e laguq?”, lanjutku bertanya ke Zili.
“Aoq”
“Antingko yaq ko boyaq e juluq semendaq”, kataku langsung turun dan berlari kecil enuju rumah Warid.
Benar saja dia sedang tidur terlelap. Cukup lama aku berusaha membangunkannya baru dia sadar. Oh My God. Nih orang kemarin semangat banget pengen ikut sekarang  malah asyik ngorok. Agar dia patah semangat dan tak berniat batal ikut. Aku bilang “Tenang yaq kami antin deq. Nyandi waq aruan!”. Buru-buru dia ke kamar mandi tapi balik lagi dan bilang “Adeqko tao gupuhku, lemaq waqko miluku aloh. Araq tau leq jeding nu”
“Adeng-adeng waq. Mendaup doang waq alo. Tono taoq ta mandiq uli’, kataku menyakinkannya agar dia tetap mau ikut.
Kami berlari kecil menuju mobil. “Astaga apa ning e oloqko li siq kanak-kanak nu”, khawatirnya.
“Wa sante waq”, kataku terus menyakinkan.
Begitu sudah dekat dengan mobil. Aku berseloroh dengan bilang “Saweq e dateng aeq terjun Warid langan impi”. Kami pun berangkat. Biar perjalanan asyik aku minta Akir atau Fatahul bermain gitar. Tapi mereka nolak. Hemm dengan terpaksa aku ambil alih gitar dan mulai memainkan chord lagu andalanku. Eh sebenarnya bukan lagu andalan sih tapi cuma chord itu yang aku bisa. Lagu Bidadari milik Sayap Laki –pun  mengalun. Ya walaupun dengan chord dan tempo yang berantakan serta suara kami yang fals, yang penting happy. Kami masih mendendangkan lagu itu saat melintas di Dusun Jelateng. Semua mata tertuju pada kami. Mungkin berpasang-pasang mata itu tertuju karena keseruan kami. Tapi kayaknya sih lebih mungkin karena kami mirip sapi. Ya gimana tidak mirip sapi, sekian banyak bujang  berjejal di mobil bak terbuka seperti itu.
Seiring usainya lagu Bidadari, kami sudah melewati Jelateng. Nah sekarang aku bingung mau main chord lagu apa lagi. Aku pun ingat sisa-sisa ilmu bermain gitarku sewaktu SMP dulu. Maka lagu Bintang di Surga milik Peterpan pun aku mainkan. Namanya juga ilmu yang enggak diterapkan ya jadi banyak lupanya. So positif ancur gila aku mainnya. Dan sepertinya Fatahul terganggu dengan hal itu. Dia pun turun tangan. Dia langsung memainkan chord Jadilah Legenda-nya SID. Namanya juga ahlinya yang main jadi enak aja dengernya. Gak ada lagi tuh yang namanya salah chord.  Huh..! Suasana mulai menggila. Beberapa lagu SID yang lain seperti Jika Kami Bersama, Kuat kita Bersinar, Saint of My Life, Sunset di Tanah Anarki dan lain lain menjadi soundtrack perjalanan kami.
Memasuki wilayah Sesaot mata kami begitu teliti menyisir tiap plang nama kampung. Kampung yang kami cari enggak ketemu-ketemu  juga. Pada sebuah persimpangan kulihat tanda panah yang menunjukkan arah ke Desa Kumbi. Dengan yakinnya aku intruksikan driver kami mengikuti arah itu. Hingga tibalah kami di sebuah persimpangan. Aku turun dari mobil tanpa alas kaki. Dan menghampiri beberapa orang setempat yang sedang sarapan di warung pinggir jalan.
“Tabeq meton. Tebeketuan, emebe taoq Dusun Rumbuq?”, tanyaku.
“Rumbuq?”, tanya balik pemuda itu buat mastiin.
“Enggeh”
“Wah liwat jaoq..sekitar pituq kilo joq bawaq”
“Rumbuq saq taoq ne araq Timponan leq dalem Gawah Sesaot nu?”, tanyaku memastikan.
“Endeq ne araq Timponan leq Sesaot. Sang Timponan leq Praba kenannde?”
“Timponan leq Praba nu jaq taoqte. Ni araq maliq Timponan leq dalem gawah Sesaot”
“Ni wilayah Sesaot wah ni. Leq te araq masih air terjun, Segenter arane”,katanya
Oh sang iye kene ne leq internet nu. Laguq salaq siq ne aranangne”, jawabku.
“Dese Kumbi aranne te”, sambar seorang ibu pemilik warung.
“Terus embe langan te joq to Inaq?”
“Lurus joq timuq, terus bareh belok kiri seendeqman penurunan”, ibu itu menjelaskan.
“Tampiasih enggeh Inaq-Meton”, kataku.
“Enggeh aneh de nyampah!”, kata pemuda itu menawariku sarapan.
“Dendeq Meton. Tampiasih”, kataku sambil berlalu.
Dasar aku yang lagi enggak fokus. Padahal tadi udah dijelasin oleh ibu penunggu warung. Eh begitu ketemu persimpangan lupa lagi arahnya kemana. Untung ada petunjuk arah yang bertuliskan “Kumbi 300 M”
Ketika memasuki Desa Kumbi itulah, Aku sadar ini adalah air terjun yang berbeda dengan rencana awal kami tadi. Ya aku memang tahu air terjun ini. Seingatku setengah tahun lalu aku tahu keberadan air terjun ini melaui pemberitaan koran tentang tewasnya pengunjung air terjun tersebut.
“Lain yaq ta lai, lain dait ta ni”, kataku temen-temen.
“Lain ni kek?”, tanya Repi.
“Aoq lain”, jawabku.
“Saq yaq ta lai mula nu yaq ta lai te!”, kata Fatahul        
“Cobaang e waq juluq Segenter ni te. Uli ta boyaq e Timponan nu!”, instruksiku.
Walaupun dalam kondisi kesasar seperti itu. Kami tetap santai tanpa kekhawatiran sedikitpun. Buktinya kami masih tetap menikmati perjalan dengan  tetap bernyanyi di atas mobil bak terbuka itu. Volume suara kami kecilkan ketika memasuki perkampungan. Satu lagi persimpangan yang memaksa kami buat bertanya ke masyarakat setempat.
“Amaq embe langan te joq aiq terjun?”, tanya seorang rombongan kami.
“Tie wah”, kata bapak itu ke kami sambil menunjuk arah ke dalam hutan.
“Bau ne tame mobil ni?”
“Bau ne”
Pada gapura hutan itu tertera “Taman Hutan Raya Nuraksa”. Jalannya sempit dan bergelombang. Hanya muat untuk satu mobil. Driver kami harus ekstra hati-hati. Beberapa kali kami harus berhenti untuk mengambil ancang-ancang meloloskan diri dari keterjalan jalan tersebut. Sebenarnya jalan ini hanya bisa dilewati oleh mobil 4WD. Tapi tenang, kami sih udah biasa dengan jalan terjal seperti itu. Di Kampung kami banyak terdapat galian C dengan jalan yang jauh lebih terjal dibanding jalan itu. Driver kami juga udah sangat mumpuni dalam menaklukkan jalan seterjal itu. Well singkat cerita kami tiba ditempat parkir. Disana telah terparkir mobil 4WD berwarna putih milik pengunjung yang kemudian kami tahu berasal dari Mantang Lombok Tengah. Dan belum usai kami memilih tempat parkir muncul lagi mobil yang sama berstiker Lombok Adventure. Mereka pemandu wisata dari Senggigi yang membawa sepasang Bule.
“Gaet nu. Kereng e baq te ning e”, kata tuaq Mat kepada kami.
Aku pun menghampiri orang yang dimaksud.
“Udah sering kesini Mas ya?”. Tanyaku membuka obrolan.
“Ya udah sering”
“Apa aja yang bisa kita explore selain air tejun-nya?”
“Air Terjun aja sih”
“Trek-nya gimana?”
“Bagus kok. Enggak nyampe ratusan anak tangga dan udah ada palang pengamannya. Cuma tetap harus hati-hati, ada beberapa spot yang agak terjal”, jelasnya.
“Oke makasih infonya, Mas”
Trekking pun dimulai. Hasrat eksis-eksis an ber-photo ria tak terhindarkan. Alhasil rebutan posisi terbaguspun terjadi. Wah mulai kacau deh urusannya nih. Tapi kacaunya tetap dalam bingkai senang-senang sih. Gelak tawa mulai ramai. Huh senang banget lah.
Beberapa rombongan pengujung terlihat sedang asyik berenang. Ada pula yang sedang asyik foto berlatar air terjun Segenter. Aku langsung mendekat ke kolam air terjun. Membuka pakain dan mulai menikmati kesegaran air di dalam hutan itu. Kolam air terjun ini luas dan dalam. Air tejunnya sih enggak terlalu tinggi. Diperkirakan ketinggiannya sekitar 20 meter. Terus kolamnya yang mantap buat berenang, secara luas dan dalam. Enggak perlu waktu lama, puluhan anggota rombonganku ikut menceburkan diri. Kami ceria banget main air. Saling siram. Balapan renang. Berfoto dengan berbagai gaya.
Aku yang tahu pernah ada pengunujng yang mati tenggelam di kolam air tejun itu selalu mengingatkan teman-teman untuk selalu hati-hati.
“Fatahul, seseneng-senengta tetep utamanyang keselametan ah”, kataku ke Fatahul.
“Kembeq e?”, tanyanya heran.
“Anteh te tetep selamet”, jawabku singkat tanpa cerita ke mereka tragedi setengah tahun lalu yang terjadi di tempat ini.
Kadang-kadang keindahan air terjun membuat kita tersihir. Sehingga tanpa sengaja kita mengabaikan keselamatan.
Enggak tahan dengan dingin. Kami berhenti mandi dan berkumpul lagi dengan anggota rombongan yang lain. Mereka sedang asyik bercanda, bernyanyi, dan berfoto bersama. Dengan bergabungnya kami, suasana semaaakin riuh. Keceriaan memang selalu menyertai kebersamaan kami.
Bersambung...
Ketapang, 27 Oktober 2014 | 14:06




0 komentar:

TANGISAN HUTAN

TANGISAN HUTAN
(Adi Dev Onk)
Terbenam dalam selangkangan zaman
Diburu waktu memburu bayangan
Impian jalang tak henti merayu-rayu
Melacurkan  jiwa pada singgahsana fana

Kisah kehidupan berkertas hitam
Malaikat tertikam parang setan

Selaput dara alam dikoyak birahi bajingan
Dan hutan mulai muram
Merindukan tarian air yang hilang
Batang jiwa t’lah gersang
 Terdiam saksikan burung-burung bungkam
;;;;;;;;;;;;;;

Ketapang, 171020141206

0 komentar:

LIPUTAN EKSLUSIF KONSER SAINT LOCO DI MATARAM

Nuriadi-Info Musik-Selasa, 14 Oktober 2014 14:39 WITA
Saint Loco & SID (Dok. SID)

Kemarin kita udah obrolin gimana suasana konser Superman Is Dead (SID). Suasananya seru banget, penonton puas ber-Punk Rock bareng. Nah sekarang kita bakal intip atmosfer konser Saint Loco.
Seperti apa serunya? Yuk  langsung aja simak ulasan berikut ini..
Band asal Jakarta itu memainkan lagu-lagu hits mereka seperti Fallin, Santai Saja, Tentang Kita, Microphone Anthem,  Kedamian, Hip Rock Time, Terapi Energi, and many more.
Begitu memasuki area konser, lagu Fallin langsung menyambut penonton yang masih terus berdatangan. Mantengin lagu ini emang berasa banget pengaruh Linkin Park-nya.  Begitu lagu tersebut abis, Joe bilang “Itu lagu pertama buat kalian”. Beberapa lagu susulan pun mengalun. Dan ketika beberapa lagu pembuka tersebut dinyanyiin suasana  masih mengalir tenang.
Begitumasuk ke lagu Microphone Anthem, atmosfer mulai meningkat. Friends of Loco (FOL: Sebutan untuk Penggemar Saint Loco) mulai ber-headbang ria.  Satu per satu lagu yang lain semakin memanaskan suasana.
Melihat suasana yang terus memanas, Berry dan Joe berinisiatif mengajak FOL  sedikit cooling down.  Berry bilang “Gua pengen ngajak kalian santai”. Joe duduk santai di depan panggung sebelum mulai bernyayi. Iwan pun terlihat demikian. Dia mulai memainkan intro lagu tersebut dengan petikan gitarnya. Gilbert juga terlihat enggak kalah santai. Dan lagu Santai Saja pun menjadi bahan karaokean masal. FOL seolah tersihir buat bernyanyi bersama sambil melambaikan tangan mereka.
Saint Loco (Dok. Majalah Musik)
“Satu hal yang pengen gue bilang sesulit apapun hidup, Santai saja kawan, semua bakal indah pada waktunya”, kata Berry mempertegas pesan moral lagu tersebut.
Pas mau masuk ke lagu tentang kita Berry lagi-lagi berhasil menggunkan diksi yang tepat untuk masuk ke lagu tersebut. “Ini tentang aku..tentang kamu.. TENTANG KITA.
Lagu Tentang Kita tersebut menjadi materi karaokean masal selanjutnya. Lagu dengan tempo sedang itu berhasil membius para FOL. Walau lagu tesebut bertempo sedang, Joe tetap saja menghiasnya dengan scream yang tepat. Sepertinya ingin menunjukkan bahwa hasratnya ber- growling emang sangat besar.
Sepertinya Berry tidak hanya jago nge-rap tapi juga jago banget berpidato. Hal tersebut terbukti dengan pemilihan kata yang keren setiap kali ya akan memulai dan mengakhiri sebuah lagu.
“Lagu selanjutnya adalah lagu terbaru kita”, kata Joe.
“DI BALIK PINTU ISTANA!!!”, teriak seorang penonton menebak clue yang dilontarkan Joe tersebut.
Oh bukan lagu itu masih kita simpan buat pertemuan selanjutnya”, anulir Joe.
“Ini adalah lagu tentang harapan kedua yang selalu kita harapakan dalam kehidupan kita”, tandasnya lagi. Lagu Dejavu pun menghentak. Lagu itu meningkatkan lagi panasnya suasana.
“Yang dari Ampenan mana? Angkat tangannya atas-atas!”, instruksi Joe.
Banyak sekali penonton yang unjuk tangan. Melihat respon penonton seperti itu. Joe langsung bilang “Itu tempat lahir Ibu Gue!” teriaknya sangar. Lagu Kedamaian pun mulai dimainkan. Lagu yang sangat hits tersebut langsung menggema. Hampir setiap penonton hafal dan mereka pun turut menyumbang suara.
Usai lagu itu Joe berterimkasih pada sponsor dengan gaya growling-nya “Terimaksih pada PT Gudang Garam Tbk, Surya Rise and Shine, Bersama Enggak Harus Sama. Musicology Ater Ego. Dan Inilah wajah asli Saint Loco!”.
Lagu Hip Rock Time langsung menghentak keras. Semua penonton terbius melihat aksi nge-rap Berry dan aksi growling Joe.  Selain itu, Gilbert dengan cabikan bass-nya dipadu dengan raungan gitar Iwan dan hentakan drum Nyonk benar-benar gila.
Begitu lagu itu berakhir, lampu panggung mati. Penonton mengira itu lagu terakhir namun ternyata mereka masih nyanyi satu lagu lagi. Lagu Therapy Energy pun menutup Pesta Hip Rock malam itu.

Referensi:
http://majalahmusic.blogspot.com/2012/04/profil-saint-loco.html diakses 10 Oktober 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Saint_Loco diakses 9 Oktober 2014
http://www.supermanisdead.net/calendar/calendar.php diakses 10 Oktober 2014
https://www.facebook.com/SupermanIsDead.Bali/photos  diakses 14 Oktober 2014 14:13 WITA














0 komentar:

EKSLUSIF: LIPUTAN KONSER SID DI MATARAM

Ilutrasi (Dok. SID)
Nuriadi-Info Musik- Senin, 13/10/2014 14:50 WITA
Minggu, 12 Oktober 2014, Mataram kedatangan tamu yang udah sangat ditunggu-tunggu.
Ya mereka adalah Superman is Dead (SID). As you know tontonan musik Rock seperti ini udah jadi barang langka di pasar musik negeri ini. Makanya enggak heran, para Rock Addict Lombok antusias banget dengan event ini.
Pukul 5 sore waktu setempat, di area konser tampak puluhan aparat kepolisian Apel Persiapan untuk pengamanan. Sementara itu puluhan pengaman dari TNI sudah standbye di spot-spot yang perlu dikawal di lokasi konser tersebut.  Dalam schedule resmi Musicology Alter ego,  band yang dulunya bernama Superman is Silver Gun itu dijadwalkan naik panggung pukul 9 malam. Akan tetapi, sore itu puluhan masyarakat mulai  merapat ke venue.
Ketika malam menjelang lampu-lampu dinyalakan. Terlihat panggung dengan dominasi warna merah-hitam berdiri begitu berwibawa. Di sisi kiri dan kanan panggung tersebut terdapat dua screen berukuran besar yang dihajatkan buat memperjelas aksi panggung Jerinx, Eka Rock, & Bobby Kool.
Para Outsider & Lady Rose berduyun memasuki lokasi. Maka terbentuklah lautan manusia berbaju hitam di Lapangan Rembiga tersebut. Penonton masih terus berdatangan dan meransek mendekati panggung. Satu per satu penonton diperiksa oleh aparat keamanan untuk memastikan tak ada senjata tajam dan barang berbahaya lainnya masuk ke area pertunjukkan. Perempuan dan anak-anak pun tak luput dari pemeriksaan. Akan tetapi pemeriksaan hanya berupa pertanyaan apakah ada lelaki dewasa yang mendampingi mereka atau tidak.
Begitu penampilan Saint Loco usai, MC dan penonton meneriakkan nama Trio asal Bali itu.
“SID..SID..SID..!”
Tiba-tiba lampu panggung mati, samar-samar terlihat sosok-sosok berseliweran di atas panggung. Bersamaan dengan itu terdengar suara instrument yang merangsang naluri rock penonton. Dan tersajilah video yang mempertontonkan situasi backstage. Begitu video itu kelar, muncullah Jerinx. Lelaki Penolak Reklamasi Tanjung Benoa itu menyapa penonton ke depan panggung kemudian berlari kecil menuju drum-nya. Tak lama setelah itu terdengar suara serak Bobby bernyanyi tanpa iringan musik. Dan sosok yang empunya suara pun muncul yang kemudian disusul dengan kemunculan Eka sambil membetot bass-nya. Sontak Outsider langsung nyanyi bareng mengikuti Bobby. Suasana karaoke masal pun langsung terjadi di lagu pertama itu. Beberapa lagu berbahasa Inggris dengan tempo tinggi menjadi pembuka Pesta Punk Rock malam itu. “Outsider kalian boleh melakukan apapun di tempat ini tapi satu hal yang harus kita jaga bersama yaitu kedamain di acara ini!”, orasi sang vokalis di tengah lagu-lagu pembuka. Lagu-lagu seperti Jadilah Legenda, Saint of My life, Lady Rose, Burn for You, Kuta Rock City, Kuat Kita Bersinar, Jika Kami Bersama, Belati Tuhan, dan lagu-lagu lainya digeber bergantian. Outsider & Lady Rose pun enggak mampu menolak buat nyanyi & headbang bareng.


Ilustrasi Bobby Koll (Dok. SID)


Ketika akan menyanyikan lagu Lady Rose, Bobby bertanya pada lautan manusia di depannya.
“Mana Lady Rose?.
Melihat unjuk tangan dari penggemar perempuan mereka. Lelaki yang juga bergelut sebagai  graphic designer itu langsung menyampaikan harapannya ke depan semoga  Lady Rose semakin banyak. Oleh karena itu dia berpesan kepada para Outsider agar menjaga Lady Rose sehingga mereka tidak takut menonton konser musik Rock. Kemudian lagu Lady Rose pun mengalun membius penonton.
Sementara itu lagu Kuta Rock City lagi-lagi memaksa penonton untuk berjingkrak tanpa lelah. Lagu yang terdapat dalam album pertama mereka sejak bernaung di bawah label Sony Music Entertainment tersebut diganti liriknya menjadi Lombok Rock City.
Di tengah-tengah show, Bobby mengundang Jerinx untuk bernyanyi ke depan panggung. Jerinx pun meninggalkan drum-nya dan langsung mengambil gitar akustik. Owner RMBL Clothing semapt berkelakar, dengan logat Bali-nyadia bilang “Semoga suara perunggu saya bisa menghibur. Kalau Bobby kan suara emas, Eka suara Perak nah saya suara perunggu”. Kemudian kesempatan itu pun tidak disia-siakan buat kampaye tolak reklamasi.
“Itu yang sedang kami alami di Bali, tidak menutup kemungkinan kejadian yang sama akan terjadi di Lombok dan tempat-tempat lain. Terutama di tempat yang punya potensi pariwisata. Negara kita ini ibarat gula, Tanda kutip kerakusan pemerintah, kerakusan pengusaha akan mengisapnya sehabis-habisnya. Jadi ita jangan menjadi generasi diam. Kita harus melawan. Kita yg memberikan penguasa itu kekuasaan dan kita juga bisa mengambilnya”
Dia mulai nyanyi akustikan tanpa iringan drum namun ternyata pada refren lagu tersebut Bobby memberikan kejutan, sang vokalis tersebut menunjukkan skill-nya menggebuk drum. Dua lagu pun dilibas dengan mantap meski Vocalist & Drummer tersebut bertukar posisi. Hal itu membuktikan bahwa meraka adalah Perfomer sejati.
Ilustrasi Jerinx (Dok. SID)

Penyabet  AMI Awards Juni 2014 itu benar-benar berhasil menghipnotis penggemarnya. Dan saat itu lah panitia menyiramkan air kepada Outsider & Lady Rose. Suasana pun semakin seru. Tiba-tiba Eka Rock mengambil alih posisi lead vocal, Namun sebelum bernyayi dia sempat berkomunikasi dengan penonton
Kalian sudah mandi? Bagaiamana keadaan air ditempat kalian? Apakah masih bagus atau sudah kering karena ulah pemerintah yang  lebih milih membangun gedung enggak berguna dari pada membuat sumber air”, Kata Eka Rock. Kemudian lelaki yang tampil berewokan malam itu bilang “Lagu ini diciptakan oleh Jerinx dan saya sendiri yang nulis liriknya. Lagu tentang tangisan air”.
Pada refren lagu tersebut  muncul seorang perempuan. Dia berduet dengan Eka. Selain itu, perempuan seksi itu juga nyanyi satu  lagu selanjutnya dan berduet dengan Bobby. Diakhir lagu tersebut Bobby bilang “Tepuk tangan yang meriah buat Fiona!”
Ilustrasi Eka Rock (Dok. SID)

Tak berselang lama Bobby mengundang Berry dan Joe “Saint Loco” ke atas panggung. Lagu Kuat Kita Bersinar pun digarap begitu apik dalam kolaborasi cantik. Lagu tersebut di-medle dengan lagu Burung Camar ciptaan Aryono Huboyo Jati (dipopulerkan oleh Vina Panduwinata) dan lagu Kemesraan karya Franky & Johny Sahilatua (dipopulerkan oleh artis Musica Studios:Iwan Fals, Betharia Sonata, Chrisye,Rafika Duri, Itang, Jamal Mirdad, Etrie, dan Nani).
Kolaborasi hebat Punk Rock & Hip Rock itu diwali dengan Eka yang menyayikan intro lagu  Burung Camar yang kemudian diteruskan oleh Bobby denga lagu Jika kami bersama. Pada refren lagu tersebut, Eka mengambil alih lead vocal dengan mennyayikan refren lagu Kemesraan. Sementara itu dibagian ngerap lagu Jika Kami bersama diisi oleh vokal Berry, dan pada outro-nya Joe “bikin onar” dengan aksi Growling-nya.
Begitu kolaborasi itu berakhir, panggung mendadak gelap. Sebagian penonton yang dibelakangpun bergegas meninggalkan TKP. Semua penonton berpikir Rock Party malam itu telah berakhir. Namun ternyata, lagu Belati Tuhan berkumandang. Lagu yang terdapat dalam album teranyar band yang terbentuk tahun 1995 itu menghentak dengan tempo yang sangat tinggi. Sontak Outsider & Lady Rose berjingrak dengan sisa stamina yang ada. Sayangnya, pada part yang seharusnya diisi scream, tak terdengar suara scream Joe “Saint Loco”. Pada intinya, penonton tetap terpuaskan. Diakhir acara, Bobby meminta Outsider & Lady Rose untuk berpose bareng sambil mengangkat tangan setinggi-tingginya. Dan pesta pun usai menyisakan kenangan tak terlupakan bagi penikmat musik Rock. Salam Rock! Semoga Berjaya Lagi!

Referensi:
Catatan Pribadi Adi Dev Onk


0 komentar:

SAINT LOCO "SERBU" MATARAM

Dok. Majalah Musik
Nuriadi-Info Musik-Jumat, 10/10/2014

Beberapa menit lalu Saint Loco melaui akun resminya  meng-up date status seperti ini :

 “#NextGigs Minggu 12 Okt - Lap. Rembige - MATARAM #LOMBOK

Hai kamu yang bosan dengan pertunjukkan musik Mainstream & haus akan musik Rock yang kian langka, Ini nih “obat dahaga” yang wajib kamu “teguk”, Musicology Alter Ego!

Musicology Alter Ego “berlabuh” di pulau Lombok dan Mataram menjadi salah satu kota yang dipilih oleh brand rokok yang bermoto Rise and Shine buat menghibur pelanggannya. Kali ini brand rokok tersebut mendapuk  Saint Loco meng-headbang penikmat Rock di Mataram.
Band bergenre Hip Rock tersebut dijadwalkan “menyerbu” Mataram pada hari Minggu 12 Oktober 2014 jam tujuh petang waktu setempat.

Sayang sekali jika kamu enggak bisa menimati secara live k
ekhasan warna vokal Joe Tirta yang dipadu dengan cara nge-Rap yang cerdas dari seorang Berry Manoch. Selain itu, distorsi gitar Iwan Hoediarto dan betotan bass dari Gilbert juga sayang banget buat dilewatkan. Terakhir yang sangat pantas dinantikan adalah pukulan mantap dan pemilihan pola beat dalam kelincahan tangan dan kaki Nyonk Webster Manuhutu “menggebuk” drum-nya.
Band yang bernaung di bawah Nagaswara ini direncanakan berbagi panggung dengan SID. Dan yang perlu kamu ketahui yaitu kamu bisa melahap live perfomance pemilik  hits Hip Rock Time ini secara cuma-cuma. Band yang terbentuk di Jakarta pada tahun 2002 ini siap “menyihir” mu dengan deretan hitsnya. See you on the spot!


Referensi:
http://majalahmusic.blogspot.com/2012/04/profil-saint-loco.html diakses 10 Oktober 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Saint_Loco diakses 9 Oktober 2014
http://www.supermanisdead.net/calendar/calendar.php diakses 10 Oktober 2014
http://adilombok.blogspot.com/2014/10/sid-bakal-bakar-mataram.html dikases 10 Oktober 2104

0 komentar:

SID BAKAL "BAKAR" MATARAM

Sunday, October 12, 2014
http://www.supermanisdead.net/calendar/jcal_img/ltab2.gif

2014

http://www.supermanisdead.net/calendar/jcal_img/rtab2.gif
Musicology Alter Ego

Venue: Lap. Rembiga - Mataram, Lombok

Other band: Saint Loco
HTM: Free alias Gratis!

Nuriadi-Info Musik- Jumat, 10/10/2014/15:11 WITA
Begitulah yang terpampang di Tourdates dalam website resmi Superman is Dead. Akhirnya Kota Mataram disambangi lagi oleh band  Punk Rock yang terbentuk pada tahun 1995 itu. Trio asal Bali tersebut didaulat oleh salah satu brand rokok untuk menghibur Outsiders & Lady Rose Lombok.
Mereka dijadwalkan naik venue pukul tujuh petang waktu setempat.  Buat Anda penikmat musik Rock pastiin hadir di lokasi tepat waktu. Karena I Made Putra Budi Sartika alias Bobby Kool siap membakar semangatmu dengan raungan gitar dan suara seraknya yang khas. Begitu pula dengan I Made Eka Arsana alias Eka Rock yang siap menggetarkan dadamu dengan jabikan bass dan aksinya sebagai backing vocal. Enggak ketinggalan I Gede Ari Astina  alias Jerinx yang siap menghentak jiwamu dengan hentakan drum-nya yang bertenaga.
Dok. Superman is Dead

Band yang banyak ter-influence oleh Greenday & Supersuckers ini kemungkinan akan menyuguhkan lagu-lagu hits mereka yang berbahasa Indonesia seperti Punk Hari Ini, Bukan Pahlawan, Jika Kami Bersama, Kuat Kita Bersinar. Akan tetapi enggak menutup kemungkinan mereka juga membawakan lagu-lagu berbahasa Inggris yang terdapat dalam album pertama hingga album ke delapan mereka.
Band yang namanya bermakna “manusia yang sempurna hanyalah illusi belaka dan imajinasi manusia yang tidak akan pernah ada” tersebut dijadwalkan akan berbagi panggung dengan Saint Loco. Ini adalah kesempatan yang langka buatmu menjadi saksi live perfomance mereka..So, Dont Miss It..!


Refrensi:
http://www.supermanisdead.net/calendar/calendar.php diakses 10 Oktober 2014
http://id.wikipedia.org/wiki/Superman_Is_Dead diakses 9 Oktober 2014

0 komentar:

T I U T E J A

Saat Musim Penghujan  (Dok. www.wisatapulaulombok.org)
Air Terjun Berhias Pelangi di Hutan Santong Lombok Utara
Nuriadi – Wisata Alam Lombok – Rabu, 08/10/2014 | 18:42 WITA
Tiu Teja Saat Kemarau (Dok. Pribadi)

TIU TEJA terdapat di Dusun Waker, Desa Santong, Kecamatan Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dalam bahasa Sasak (dialek Bayan), "Teja" artinya Pelangi, masyarakat menyebut air terjun tersebut dengan nama Tiu Teja  karena adanya pembiasan cahaya warna warni yang indah seperti pelangi di Air Terjun ini. Agar dapat menikmati pemandangan mempesona tersebut pastikan Anda tiba di sana ketika sinar matahari menerpa Air Terjun tersebut.
Dari Ibu Kota Mataram berjarak sekitar 60 km dengan waktu tempuh sekitar 1 jam perjalanan menggunakan kendaraan roda dua ataupun menggunakan roda empat dengan kecepatan normal diantara 60/75 km/jam. Berikut Koordinat lokasi Tiu Teja jika Anda ingin menggunakan GPS: 8° 18' 10.39" S 116° 19' 35.10" E. Nah buat Anda yang enggak punya Global Positioning System (GPS), Anda tetap bisa menggunakan GPS (Gunakan Penduduk Setempat) untuk bertanya lokasinya dimana, karena disana banyak warga yang berlalu-lalang menuju kebun mereka.
Tangga Menuju Tiu Teja (Dok. Pribadi)


Tiu Teja dari Kejauhan (Dok. Pribadi)
Untuk tiba di Tiu Teja, Anda harus menapaki sekitar 200 anak tangga dengan kemiringan yang cukup curam. So Anda harus berhati-hati. Setelah melewati puluhan anak tangga Anda bisa melihat Tiu Teja dari kejauhan. Dijamin deh bakal bikin enggak sabar tiba di sana.

Tiu Teja memiliki ketinggian sekitar 40 meter. Air terjun ini terdiri dari dua terjunan air yang berdampingan, akan tetapi di musim kering hanya terbentuk satu terjunan saja. Tiu Teja dikelilingi oleh tumbuhan yang rimbun nan hijau. . Di bawah terjunan air terdapat kolam dengan kedalaman sekitar 1,2 meter. Dengan demikian, Anda bisa berenang dengan aman disana.
Tepat di depan air terjun tersebut tersedia sebuah berugaq (gazebo) yang bisa digunakan untuk bersitirahat sambil menikmati sejuknya udara hutan dan keindahan Tiu Teja. 
Berugaq (Dok. Pribadi)








Referensi :
Catatan Perjalanan Wisata Adi Dev Onk
http://lombokutarakab.go.id

https://sites.google.com/site/wisataairterjun/nusa-tenggara-barat/tiu-teja diakses 8 Oktober 2014 pkl 18:07
http://7og4nk.blogspot.com/2014/10/AirTerjunTiuTejaLombokUtara.html diakses 8 Oktober 2014 pkl 18:15

0 komentar: