Jangan Setinggi Langit!
Dua
sahabat
karib yang berbeda jurusan ngobrol santai di kost mereka. Sastrani dari jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia, dan Roby dari jurusan Matematika. Satrani yang berlatarbelakang
akademik Sastra merupakan pribadi yang puitis. Kata-kata dalam obrolan
kesehariannya banyak menggunakan kata-kata konotasi dan
perumpamaan-perumpamaan. Sementara itu, Roby adalah orang eksakta yang
realistis, dan cendrung kaku. Dia ngomongnya yang pasti-pasti aja.
Mereka baru dua
minggu wisuda, dan mulai merasa gundah dengan masa depan mereka.
“Saya
ragu bisa menjadi PNS seperti yang pernah saya cita-citakan dulu”, Roby membuka
pencurhatan.
“Kenapa
ragu, Rob?”,
tanya Sastrani atusias.
“Karena
melihat kondisi real persaingan saat ini”, jawab Roby.
“Rob,
orang bijak bilang gantungkan cita-citamu setinggi langit!”, nasehat
Satrani.
“Gantungkan
cita-citamu setinggi langit, meski kamu harus mengeluarkan biaya yang banyak!”, timpal Roby
sinis.
“Kok
Gitu, masak gantungin cita-cita pake biaya? Gratis kale!”.
0 komentar: