PETUALANGAN BARENG KELUARGA BARU
Nuriadi - Catatan Harian - Ketapang, 28 April 2015 | 12:10 Wita
Minggu,26 April 2015
Temburun berencana explore Tiu Pane. Pagi itu cuaca begitu cerah seolah begitu
merestui petualangan Temburun. Dewi menjadi anggota pertama yang datang.
Kemudian kedatangannnya disusul oleh embak Ika. Tak lama setelah itu Fatahul,
Muna, Martin, Hika, dan Boy juga datang. Cukup lama ngobrol ini ngobrol itu
barulah Wira, Ikbal, Edy, & Rizal datang. Selanjutnya tinggal tunggu
kehadiran Ilma, Laras, & Rozi.
Setelah sekian lama
ngaret finally all team be there! Berangkaaaaat!
“Ok Fatahul, kamu jadi
leader petualangan hari ini”, kata Dev menugaskan.
Setelah sebelumnya
briefing singkat buat safety first and get fun after maka berangkatlah
komunitas pecinta air terjun itu menuju Lombok Utara. Seperti biasa, sepanjang
perjalanan Dev memutuskan menjadi sweeper guna memastikan tak satu pun anggota
tim yang tertinggal. Beberapa Kilometer pertama konsep itu berjalan dengan
baik.
“Hallo Sam. Kita udah
nyampe pasar Gunung Sari nih, kamu dimana?”
“Nih di Gunung Sari
masih nungguin”
“Udah liat rombongan kita
enggak?”
“Ya udah keliatan nih”
“Ya udah ikutin aja ya”
Formasi touring itu
mulai berantakan, Rozi dan Ilma mampir beli makanan di keramain pasar.
Sementara beberapa teman yang lain kejebak macet. So agak susah tetap mempertahankan formasi
yang telah disepakati. Dengan penuh sadar Dev memaklumi bahwa itulah salah satu
resiko perjalanan menggunakan sepeda motor dalam rombongan.
“Laras, ampere
bensinnya idup apa mati nih”, tanya Dev sambil nunjuk jarum ampere yang berada
di red area.
“Mati”
“Bensinnya udah
di-check tadi? Cukup enggak bensinnya?
“Udah, ada kok, Bang”
“Kok aku ragu ya. Kita
isiin dulu deh ya”
“Ya deh”
Sambilan beli air
mineral dan snack-lah mereka di kios pinggir jalan itu. Rozi & Ilma
menghammpiri mereka.
“Masih
ada yang dibelakang enggak, Zi?”
“Enggak
ada, kita yang paling belakang”
“Kalau
gitu, lanjut!”
Saat
memasuki wilayah Lombok Utara rintik gerimis mulai menyapa. Ternyata apa yang
dikhawatirkan Laras terjadi. Hujan memeriahkan perjalanan kami. Udara Hutan
Pusuk yang sejuk berubah menjadi dingin. Dinginnya benar-benar mengilukan.
Hujan semakin lebat di hutan yang masih cukup lebat itu.
Setelah
berhasil keluar dari hutan Pusuk, beberapa pengendara terlihat berteduh di
pinggir-pinggir jalan. Dev sempat ngajak Laras berteduh namun dia nolak dan
tetap kekeuh ngelanjutin perjalanan. Sementara itu, Wira terlihat sibuk
mencari-cari tempat berteduh. Finally, dia dan beberapa teman yang lain
memutuskan berteduh.
Beberapa
ratus meter dari tempat itu, Rozi dan Ilma berteduh di bawah pohon di pinggir
jalan. Dev pun ikut berteduh disana. Tapi baru beberapa menit, Laras udah
ngajak jalan lagi. Pertimbangannya sih karena toh kita udah basah, terus hampir
nyampe juga. So, we go on..!
0 komentar: